Jumat, 24 Juli 2015
Oleh: Zahrul Fadhi Johan
Oleh: Zahrul Fadhi Johan
Menjelang Pilkada Aceh 2017, desas-desus cikal-bakal calon yang akan maju sebagai
Gubernur-Wakil Gubernur, dan Bupati-Wakil
Bupati/Wali Kota-Wakil Wali Kota mulai berhembus dan diperbincangkan. Baru-baru
ini, saya membaca beberapa Media di Aceh sedang dihebohkan dengan kemunculan
beberapa tokoh muda Aceh yang layak untuk memimpin Aceh dimasa yang akan
datang.
Kemunculan
beberapa nama itu (baca Serambi Indonesia/07/07/15) menurut saya itu merupakan
penilaian subjektif dari bebeberapa orang atau beberapa golongan saja. Walaupun
tanpa menafikan akan hal itu, mereka yang telah dimunculkan nama oleh Media adalah
para pemuda yang memang layak dianggap sebagai tokoh Aceh di masa depan dengan
berbagai keahlian yang dimiliki di bidangnya.
Namun,
secara pribadi saya juga memiliki penilaian secara subjektif yang menurut hemat
saya, masih ada sejumlah pemuda-pemudi Aceh yang layak di tokohkan dan menjadi
tokoh Aceh di masa depan berdasarkan; kepribadian, latar belakang pendidikan,
pengalaman keorganisasian, respon sosial, dan lain-lain. Kaum muda Aceh masa
depan dapat diibaratkat sebagai butiran mutiara yang terpendam di dasar lautan.
Hanya saja, faktor hegemoni suatu kelompok yang sedang berkuasa di Aceh hari
ini, membuat butiran-butiran mutiara Aceh itu tidak muncul kilauannya di
permukaan, mereka seakan terhanyut oleh dominasi suatu golongan. Sekarang tiba
lah waktunya, yang muda berbuat bukan hanya berbicara.
Oleh
karenanya, salah satu diantara kesekian butiran yang terpendam itu, saya hanya
ingin menyebut seorang saja sebagaimana saya sebutkan sebelumnya, yang
merupakan penilaian subjektif dari saya. Nama itu tidak lain adalah Ramzi
Murziqin. Sosoknya menurut saya merupakan pribadi yang memiliki jiwa
kepemimpinan, dapat dibuktikan dengan berbagai pengalaman organisasi yang
pernah ditekuni dan juga dipimpin olehnya, baik sewaktu bertikel mahasiswa,
maupun sekarang yang sudah memililki titel Master Ilmu Politik.
Disamping
itu, dari segi membangun komunikasi, ia memiliki kemahiran berkomukasi yang
baik dengan berbagai pihak. Tanpa perlu diragukan juga, ia merupakan sosok yang
relegius dan paham tentang nilai-nilai keislaman. Hal ini kembali dapat
dibuktikan dengan latar belakang kesantriannya ketika mondok di Dayah Jeumala Amal
Lung Putu Pidie Jaya, Aceh. Di tambah
dengan mengeyam pendidikan di bidang Syariah Perbandingan Hukum Islam di
Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) ar Raniry Banda Aceh.
Ramzi yang
lahir pada tahun 1986 di Sigli kab. Pidie Aceh, memilki visi dan misi yang
bagus untuk membangun daerahnya. Dengan tanpa ragu lagi saya menyebut namanya
sebagai salah satu pemuda yang layak ditokohkan dan akan menjadi tokoh di
kemudian hari. Pun secara kebetulan saya mengenal sosoknya baik secara pribadi
maupun keorganisasian. Maka dengan itu, sekali lagi saya tekankan ini merupakan
subjektivitas dari saya. Menurut saya, Ramzi sudah selayaknya di usulkan
menjadi salah satu calon kepala daerah/kabupaten-kota di pilkada Aceh yang akan
datang.
Lebih khususnya
lagi, saya ingin mengusulkan ia dicalonkan atau mencalonkan diri sebagai Bupati
Pidie. Mengingat, dan menimbang ia tokoh muda yang masih berdarah segar dan patut
diandalkan dalam hal melakukan sebuah
perubahan yang berarti untuk kabupaten Pidie yang saat ini jauh dari kata berkembang
dan maju ke arah yang baik.
Bukan seperti
yang ditunjukkan oleh pemimpin di Pidie hari ini, yang menjadikan kabupaten
Pidie masuk salah satu kabupaten tertinggal dari beberapa kabupaten lain yang
ada di Aceh. Sebagaimana dapat dikatakan bahwa pidie ialah kabupaten yang memproduksikan
tokoh-tokoh bangsa yang cerdas dan berwibawa, tetapi karena pemimpin yang
memimpin Pidie hari ini jauh dari harapan masyarakat Pidie sehingga membuat
Pidie jauh tertinggal. Ini lah yang membuat saya mengusulkan Ramzi Murziqin
untuk menuju Pidie Satu (1). Nah, bagaimana menurut anda?